Soko Berita

BPS: Inflasi Juni 2025 sebesar 1,87%, Kenaikan Berbagai Komoditas Dalang Naiknya Inflasi

Inflasi pada Juni 2025 sebesar 1,87%. Inflasi provinsi tertinggi terjadi di Papua Selatan sebesar 3,00%. inflasi kabupaten/kota tertinggi di Luwuk 4,00% .

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
02 Juli 2025
<p>Dok. BPS</p>

Dok. BPS

SOKOGURU, JAKARTA- Perkembangan harga berbagai komoditas pada Juni 2025 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan pemantauan Badan Pusat Statistik (BPS) di 150 kabupaten/kota, pada Juni 2025 terjadi inflasi y-on-y sebesar 1,87%.

Itu sama dengan terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,28 pada Juni 2024 menjadi 108,27 pada Juni 2025. Tingkat inflasi m-to-m sebesar 0,19% dan tingkat inflasi y-to-d sebesar 1,38%. 

Berdasarkan data tersebut, BPS mengumumkan terjadi inflasi year-on-year (y-on-y) sebesar 1,87% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,27. 

Baca juga: BPS: Inflasi Januari 2025 Naik Jadi 0,76%, dan Deflasi 0,76%

Inflasi provinsi y-on-y tertinggi terjadi di Provinsi Papua Selatan sebesar 3% dengan IHK sebesar 111,03 dan terendah di Sumatera Barat sebesar 0,45% dengan IHK sebesar 108,41. 

Demikian disampaikan Direktur Statistik Harga BPS, Windhiarso Ponco Adi, dalam keterangan resmi BPS, Selasa, 1 Juli 2025.

“Sedangkan deflasi provinsi y-on-y terdalam terjadi di Provinsi Papua Barat sebesar 0,67% dengan IHK sebesar 107,22 dan terendah terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 0,10% dengan IHK sebesar 106,61,” ujarnya.

Baca juga: BPS: Inflasi November 1,55%, Kenaikan Terjadi pada Kelompok Makanan, Minuman, Pakaian

Untuk kabupaten/kota, lanjut Windhiarso, inflasi tertinggi terjadi di Luwuk sebesar 4,00% dengan IHK sebesar 112,25 dan terendah terjadi di Kota Tanjung Pinang sebesar 0,07% dengan IHK sebesar 105,60. 

Sedangkan deflasi kabupaten/kota y-on-y terdalam terjadi di Kabupaten Mukomuko sebesar 1,34% dengan IHK sebesar 105,61 dan terendah terjadi di Kabupaten Karimun sebesar 0,15 persen dengan IHK sebesar 105,92.

Baca juga: BPS Sebut Indonesia Alami Deflasi 0,48 persen Secara Bulanan pada Februari 2025

Windhiarso mengatakan tingkat inflasi month-to-month (m-to-m) Juni 2025 sebesar 0,19% dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) Juni 2025 1,38%. Tingkat inflasi y-on-y komponen inti Juni 2025 sebesar 2,37%. Inflasi m-to-m sebesar 0,07% dan inflasi y-to-d sebesar 1,24%.

Inflasi y-on-y karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,99%; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,01%; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,59%.

Kenaikan juga terjadi pada kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,57%; kelompok kesehatan sebesar 1,84%; kelompok transportasi sebesar 0,15%; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,23%. 

Di kelompok pendidikan naik 1,82%; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,95%; serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 9,30%. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,27%.

“Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada Juni 2025, antara lain: beras, ikan segar, kopi bubuk, minyak goreng, kelapa, tomat, santan jadi, sigaret kretek tangan (SKT), sigaret kretek mesin (SKM), sigaret putih mesin (SPM), bahan bakar rumah tangga, sewa rumah, upah asisten rumah tangga, tarif air minum PAM, mobil, sepeda motor, uang sekolah SD, uang kuliah akademi/PT, nasi dengan lauk, dan emas perhiasan,” jelas Windhiarso.

Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, antara lain: cabai merah, daging ayam ras, bawang putih, daun bawang, telur ayam ras, kentang, kol putih/kubis, cabai hijau, wortel, jeruk, susu bubuk untuk balita, sabun detergen bubuk, sabun cair/cuci piring, bensin, tarif kereta api, tarif angkutan laut, tarif angkutan udara, dan telepon seluler. 

 

Tetap terjaga

Merespons laporan BPS tersebut, Bank Indonesia (BI) melihat Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni 2025 tetap terjaga yaknin dalam kisaran sasaran 2,5±1%. 

Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangana resmi.

“Berdasarkan data BPS, IHK Juni 2025 tercatat inflasi sebesar 0,19% (mtm), sehingga secara tahunan IHK mengalami inflasi sebesar 1,87% (yoy). Inflasi yang terjaga ini merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah,” jelasnya. 

Ke depan, lanjut Ramdan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1% pada 2025 dan 2026.

 

Kelompok inti mengalami inflasi

Inflasi inti pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,07% (mtm), relatif stabil dari bulan sebelumnya sebesar 0,08% (mtm). Perkembangan inflasi inti tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan harga komoditas emas global, di tengah ekspektasi inflasi yang terjaga. Secara tahunan, inflasi inti Juni 2025 tercatat sebesar 2,37% (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,40% (yoy).

Kelompok volatile food pada Juni 2025 mengalami inflasi sebesar 0,77% (mtm), meningkat dari realisasi bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 2,48% (mtm). 

“Inflasi kelompok volatile food disumbang terutama oleh komoditas beras, cabai rawit, dan bawang merah seiring dengan penurunan pasokan yang dipengaruhi oleh berakhirnya masa panen, serta gangguan produksi dan distribusi di beberapa wilayah,” imbuhnya.

Secara tahunan, sambung Ramdan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 0,57% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatatkan deflasi sebesar 1,17% (yoy). 

Ke depan, inflasi volatile food diprakirakan tetap terkendali didukung oleh eratnya sinergi antara Bank Indonesia bersama TPIP dan TPID melalui GNPIP di berbagai daerah.

 

Kelompok administered prices alami inflasi

Kelompok administered prices pada Juni 2025 mengalami inflasi sebesar 0,09% (mtm), meningkat dari realisasi bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,02% (mtm). 

Inflasi kelompok administered prices terutama disumbang oleh komoditas tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, dan sigaret kretek mesin (SKM) seiring dengan peningkatan mobilitas pada periode libur sekolah, penyesuaian Harga Eceran Tertinggi (HET) LPG di beberapa daerah, serta berlanjutnya transmisi kenaikan cukai hasil tembakau secara bertahap. Secara tahunan, kelompok administered prices tercatat inflasi sebesar 1,34% (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,36% (yoy). (SG-1)